Teori Penawaran dan Permintaan pada Pertanian
Ekonomi pertanian merupakan ilmu sosial (kemasyarakatan) yang penting ditinjau dari kemanfaatannya, area disiplinnya dan hubungannya dengan disiplin ilmu lainnya.
Masalah ekonomi pertanian yang pokok bersumber
pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan produk-produk pertanian,
sedangkan sumber daya (faktor produksi) pertanian yang digunakan untuk
menghasilkan produk-produk pertanian tersebut bersifat terbatas (langka).
Ruang lingkup disiplin ekonomi pertanian sangat
luas, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi kegiatan
berproduksi, konsumsi, pemasaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ekonomi pertanian sebagai ilmu kemasyarakatan
tidak dapat berdiri sendiri melainkan memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai alat
untuk menganalisis, menginterpretasikan dan menghubung-hubungkan
persoalan-persoalan di bidang pertanian baik mikro maupun makro. Ilmu-ilmu lain
yang dimaksud dapat bersumber pada bidang ilmu pertanian maupun bidang ilmu ekonomi.
Penerapan prinsip-prinsip ekonomi di bidang
pertanian memerlukan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan
deduktif-induktif, mikro-makro, konsumsi-produksi, positif-normatif.
Organisasi di bidang pertanian mulai dari
perusahaan berskala kecil sampai perusahaan berskala besar dapat memiliki
bentuk yang beraneka ragam seperti perusahaan swasta milik perorangan dan
perusahaan swasta milik keluarga, perusahaan berbadan hukum milik pemerintah
dan perusahaan berbadan hukum milik swasta, koperasi milik petani dan koperasi
milik konsumen. Pengalokasian input yang dibutuhkan sektor pertanian dan output
(produk) pertanian yang dibutuhkan konsumen dapat melalui organisasi-organisasi
pertanian yang membentuk saluran pemasaran bagi produk pertanian yang bersangkutan.
Saluran pemasaran dapat berbeda-beda untuk produk yang sama maupun untuk produk
yang berbeda.
Pertanian memegang peranan yang penting dalam
pembangunan sektor pertanian maupun sektor non-pertanian. Pembangunan
perekonomian negara-negara yang berbasis pertanian tetapi mengabaikan sektor
pertanian dalam proses pembangunannya akan dapat mengalami stagnasi ekonomi.
Karena selain memberikan kontribusi dalam pengembangan pangan, tenaga kerja dan
modal dalam sektornya sendiri, sektor pertanian juga menyediakan pasar bagi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non-pertanian
Jumlah barang atau komoditas yang
mampu dibeli oleh seorang konsumen karena peningkatan pendapatan riil akan
tergantung dari efek substitusi dan efek pendapatannya. Kemampuan membeli
meningkat atau menurun tersebut akan tergantung dari sifat barang atau
komoditas, apakah itu termasuk: (1) bersifat normal; (2) bersifat inferior;
atau (3) bersifat super inferior atau Giffen.
Perubahan harga barang atau
komoditas akan mempengaruhi perubahan barang atau komoditas yang diminta pada
pergerakan sepanjang kurva. Perubahan faktor-faktor lain (preferensi konsumen,
pendapatan harga barang atau komoditas lain) akan mempengaruhi perubahan barang
atau komoditas yang diminta melalui pergerakan atau pergeseran kurva
permintaan.
Elastisitas harga dapat
didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta yang
disebabkan satu persen perubahan harga. Permintaan adalah elastis bila ?h
<-1, inelastis bila -1
Teori Penawaran
Kurva penawaran individual
sebenarnya dapat diturunkan dari kurva biaya marjinal seorang pengusaha. Kurva
penawaran agregat atau pasar adalah merupakan penjumlahan secara horizontal
kurva penawaran individual di pasar. Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai
kurva tempat kedudukan hubungan antara jumlah barang atau komoditas yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran mempunyai slope
positif.
Elastisitas penawaran definisinya
adalah persentase perubahan barang yang ditawarkan di pasar sebagai akibat
persentase perubahan harga barang atau komoditas. Terdapat dua jenis
elastisitas penawaran, yaitu: (1) elastistas harga, sebagai akibat perubahan
harga barang atau komoditas itu sendiri, dan (2) elastisitas harga silang,
sebagai akibat perubahan harga barang atau komoditas terkait.
Perubahan jumlah barang atau
komoditas yang ditawarkan di pasar dapat dilihat dari: (1) pergerakan sepanjang
kurva penawaran, pecerminan perubahan yang disebabkan karena perubahan harga
barang atau komoditas itu sendiri; dan (2) pergeseran kurva penawaran yang
mencerminkan perubahan karena perubahan di luar harga barang atau komoditas
yang ditawarkan.
Teori Cobweb menjelaskan siklus
harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi: (1) siklus dengan fluktuasi yang jaraknya
tetap; (2) Siklus yang menuju titik keseimbangan; dan (3) Siklus yang menjauhi
titik keseimbangan.
Kondisi keseimbangan yang
terjadi di pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabila ada
kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan jumlah barang atau komoditas yang
pada akhirnya akan mencapai keseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, di
pasar ada kemungkinan akan terjadi kelebihan barang atau komoditas yang
ditawarkan (surplus) dan kekurangan barang atau komoditas yang ditawarkan atau
kelebihan barang atau komoditas yang diminta (shortage).
Proses penyesuaian pasar menuju
keseimbangan akan dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain: (1) permintaan
yang berubah, di mana penawaran tetap; (2) Penawaran yang berubah, di mana
permintaan tetap; dan (3) Permintaan dan penawaran yang berubah secara
simultan.
Dalam jangka panjang, perusahaan dapat berubah
ukuran rencana, dan meninggalkan atau masuk ke industri atau pasar. Posisi
ekuilibrium jangka panjang dari perusahaan adalah bila titik minimum dari biaya
rata-rata jangka panjang sama dengan harga. Perusahaan harus beroperasi pada
titik minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang. Oleh karena itu, proses
penyesuaian kurva penawaran jangka panjang di industri dapat dibedakan menjadi
3 (tiga) tipe: (1) industri dengan biaya yang konstan, dengan kurva penawaran
jangka panjang yang horizontal; (2) industri dengan biaya yang meningkat dengan
ciri mempunyai slope kurva penawaran jangka panjang positif; dan (3) industri
dengan biaya yang menurun dengan ciri slope kurva penawaran jangka panjang yang
negatif. Di antara ketiga tipe industri tersebut, yang paling umum berlaku
adalah industri dengan biaya yang meningkat.
Sumber Buku Ekonomi
Pertanian Karya Ratya
Anindita, dkk.
0 Response to "Teori Penawaran dan Permintaan pada Pertanian "
Post a Comment