AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG USAHA
A. Akun Dan
Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran
Tujuan Audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah
akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas
bagi akusisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum.
Terdapat
tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:
1.
Akuisisi barang
dan jasa
2.
Pengeluaran kas
3.
Retur dan
pengurangan pembelian serta diskon pembelian
Gambar 19-1
Akun-Akun dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
A.
Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan
Terkait
Siklus akuisisi dan
pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh
barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya
dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang
memerlukan barang dan jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.
1.
Memproses Pesanan Pembelian
Permintaan
akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini.
Dokumen yang umum digunakan meliputi:
b.
Pesanan
pembelian (purchase order),
c.
Faktur vendor (vendor invoice),
d.
Memo debet (debit memo),
e.
Voucher,
f.
File transaksi
akuisisi,
g.
Jurnal akuisisi
atau listing,
h.
File induk utang
usaha (accounts payable master file),
i.
Neraca saldo
utang usaha (accounts payable trial
balance),
j.
Laporan vendor (vendor’s statement).
a)
Permintaan pembelian
Permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang
dan jasa oleh karyawan yang berwenang.
b)
Pesanan pembelian
Pesanan
pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari
vendor.
c)
Faktur vendor
Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor
dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi
d)
Memo debet
Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari vendor
dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur
barang atau pengurangan yang diberikan.
e)
Voucher
Voucher
sering digunakan oleh organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomer urut.
f)
File transaksi akuisisi
File
transaksi akuisisi adalah file yang dibuat computer yang meliputi semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh system akuntansi selama satu periode.
g)
Jurnal akuisisi atau listing
Listing
atau laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama
vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap
transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau utilitas.
h)
File induk utang usaha
Mencatat
transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk
setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi akuisisi, retur
dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
i)
Neraca saldo utang usaha
Mencantumkan
jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher
pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat langsung dari file induk utang
usaha.
j)
Laporan vendor
Dokumen
yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi,
retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor dan menunjukkan saldo awal,
akuisisi, retur, dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
2. Memproses
dan Mencatat Pengeluaran Kas
Pembayaran
atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan bagi semua
entitas. Aktivitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun
kewajiban, terutama utang usaha. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran
kas yang diperiksa auditor termasuk:
a.
Cek,
b.
File transaksi
pengeluaran kas (cash disbursement
transaction file),
c.
Jurnal atau
listing pengeluaran kas (cash
disbursement Journal or Listing).
a)
Cek
Dokumen ini
umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuh tempo.
b)
File transaksi pengeluaran kas
File yang
dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang
diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.
c)
Jurnal atau listing pengeluaran kas
Listing
atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan
semua transaksi selama setiap periode waktu.
3. Akuisisi Telah Dicatat Secara Akurat (keakuratan)
Luas
pengujian yang terinci atas akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi
auditor mengenai keefektifan pengendalian internal, keakuratan transaksi
akuisisi yang dicatat. Pengujian yang terinci atas persediaan dapat dikurangi
secara signifikan apabila auditor yakin bahwa catatan perpetual memang akurat
dan biasanya diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi akuisisi.
4.
Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (klasifikasi)
Pengujian
yang terinci dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal
sudah memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang
benar dalam jurnal akuisisi. Karena relative mengabiskan waktu bagi auditor
untuk mendokumentasikan pengujian atas akuisisi aktiva tetap demi tujuan
keakuratan dan klasifikasi.
Merancang Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Untuk Pengeluaran Kas
TABEL 19-3
Iktisar Tujuan Audit yang Berkaitan
dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian Pengendalian, dan Pengujian
Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran Kas
Tujuan
Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
|
Pengendalian
Internal Kunci
|
Pengujian
Pengendalian yang Umum
|
Pengujian
Substantif atas Transaksi yang Umum
|
Pengeluara
kas dicatat adalah barang/jasa yang benar diterima. (keterjadian)
|
Pemisahan
tugas yang memadai.
Dokumen
pendudung ditandatangani oleh yang berwenang.
|
Membahas
dengan personil dan mengamati aktifitas.
Memeriksa
indikasi persetujuan.
|
Review
jurnal pengeluaran kas, buku besar,file utang usaha atas jumlah yang besar
atau tidak biasa
|
Transaksi
pengeluaran kas yang ada telah dicatat (kelengkapan).
|
Cek
telah dipranomori dan diperhitungkan.
Rekonsiliasi
bank disiapkan setiap bulan oleh karyawan yang independen.
|
Memperhitungkan
urutan cek.
Memeriksa
rekonsiliasi bank dan mengamati penyusunannya.
|
Merekonsiliasi
pengeluaran kas yang tercatat dengan pengeluaran kas pada laporan bank (bukti
pengeluaran kas)
|
Transaksi
pengeluaran kas yang dicatat sudah akurat (keakuratan).
|
Perhitungan
dan jumlah diverifikasi secara internal.
Rekonsiliasi
bank disiapkan oleh orang yang independen.
|
Memeriksa
indikasi verifikasi internal.
Memeriksa
rekonsiliasi bank dan mengamati penyusunannya.
|
Membandingkan
cek yang dibatalkan dengan jurnal akuisisi yang terkait dan ayat jurnal
pengeluaran kas.
Menyiapkan
bukti pengeluaran kas.
|
Transaksi
pengeluaran kas telah dicantumkan dengan benar dalam file induk utang usaha
dan diiktisarkan secara benar (posting dan pengikhtisaran)
|
Isi
file induk utang usaha diverifikasi secara internal.
File
induk utang usaha dan total neraca saldo dibandingkan dengan saldo buku besar
umum.
|
Memeriksa
prosedur manual dan bagan akun.
Memeriksa
indikasi verivikasi internal.
Memeriksa
tanda tangan pada akun buku besar umum yang menunjukkan perbandingan.
|
Menguji
keakuratan klerikal dengan memfooting jurnal dan menelusuri posting ke buku
besar umum serta file induk utang usaha.
|
Transaksi
pengeluaran kas telah diklasifikasikan secara benar (klasifikasi)
|
Bagan
akun yang memadai digunakan.
Klasifikasi
akun diverifikasi secara internal.
|
Memeriksa
prosedur manual dan bagan akun.
Memeriksa
indikasi verifikasi internal.
|
Membandingkan
klasifikasi dengan bagan akun dengan merujuk ke faktur vendor dan jurnal
akuisisi.
|
Transaksi
pengeluaran kas telah dicatat pada tanggal yang benar (penetapan waktu).
|
Prosedur
mengharuskan pencatatan transaksi sesegera mungkin setelah cek
ditandatangani.
Tanggal
diverifikasi secar internal.
|
Memeriksa
prosedur manual dan mengamati apakah terdapat cek yang belum tercatat.
Memeriksa
indikasi verifikasi internal.
|
Membandingkan
tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas.
Membandingkan
tanggal pada cek yang dibatalkan dengan tanggal pembatalan bank.
|
Sampling Atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.
Terdapat
tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan
siklus lainnya.
1. Terdapat
sejumlah besar akun yang terlibat termasuk akun laporan laba rugi dan neraca.
Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi yang mungkin akan
mempengaruhi laba. Contoh: misklasifikasi antara beban reparasi dan
pemeliharaan aktiva tetap akibatnya auditor sering mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi terutama untuk atribut klasifikasi.
2. Sudah
umum bagi transaksi dalam siklus ini untuk menuntut pertimbangan yang
signifikan seperti biaya lease dan kontruksi. Pertimbangan tersebut
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan salah saji. Akibatnya auditor sering
mengurangi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut
keakuratan.
3. Jumlah
nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luar. Akibatnya
auditor sering memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak biasa serta
mengujinya atas dasar 100 persen.
E. METODOLOGI
UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO UTANG USAHA.
Karena
semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir melalui
utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran.
Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang
diterima dalam peristiwa bisnis yang biasa.
Utang
usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban
akan dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan
terhutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal
tersebut harus dicatat sebagai wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau
utang obligasi.
Jika
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait
menunjukkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil
prosedur analitis memuaskan, auditor mungkin akan mengurangi pengujian atas
rincian saldo utang usaha. Akan tetapi, karena utang usaha cenderung material
bagi sebagaian besar perusahaan, auditor hampir selalu melaksanakan sejumlah
pengujian atas rincian saldo.
1.
Mengidentifikasi
Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Focus
yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai
suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan system yang
digunakan untuk mengawali serta mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran.
Usaha untuk merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah semua
aspek siklus akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan system
tersebut dapat menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan system
tersebut utuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian
manajemen yang terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam
utang usaha.
2.
Menetapkan
Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti
halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan
terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit
akun tersebut. Karena alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang
dapat ditoleransi yang relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering
menilai risiko inheren sebagai sedang atau tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan kelengkapan karena berpotensi
menimbulkan kurang saji saldo akun.
3.
Menilai
Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian pengendalian dan
pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah
menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor
menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian
internal. Pengujian sustantif bergantung pada keefektifan relative pengendalian
internal yang berhubungan dengan utang
usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan melaksanakan
pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis dan
pengeluaran kas.
4.
Merancang
dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
tujuan
audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai
realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam
audit atas kewajiban dan aktiva. ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan
lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan dokumen pendukung.auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan
aktiva mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan lebih saji. Karena
lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau
kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan public untuk
menekankan kedua salah saji tersebut.
Penggunaan
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan untuk
memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada
kewajiban dengan tiga modifikasi kecil:
1. Tujuan
nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya
dapat diterapkan pada aktiva.
2. Aspek
hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban. Untuk
aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva.
untuk kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban.
3. Untuk
kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
Gambar
19-3
Tahap I
|
Tahap I
|
Tahap I
|
Tahap II
|
Tahap III
|
Tahap III
|
Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang
mempengaruhi utang usaha
|
Menetapkan salah saji yang dapat
ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk utang usaha
|
Menilai risiko pengendalian untuk siklus
akuisisi dan pembayaran.
|
Merancang dan melaksanakan prosedur
analitis untuk utang usaha
|
Merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus
akuisisi dan pembayaran.
|
Merancang pengujian atas rincian saldo
utang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
|
Prosedur audit
|
Ukuran sampel
|
Item yang dipilih
|
Penetapan waktu
|
Pengujian Kewajiban
Setelah Periode
Karena
menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah
periode (out-of-period liabilities test) merupakan
hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang
usaha yang belum tercatat, sering disebut pencarian utang usaha yang belum
tercatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas
saldo akun yang potensial. Prosedur audit yang sama digunakan untuk
mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterpkan pada tujuan keakuratan.
Memeriksa
dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya, auditor memeriksa dokumen
pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna menentukan
apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika memang
untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo
utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan.
Memeriksa
dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
setelah akhir tahun, auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama
seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena
dilakukan untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan
audit bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.
Menelusuri
laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke vaktur vendor terkait,
semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi harus
dicantumkan sebagai utang usaha.
Menelusuri
laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca saldo utang
usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri
setiap laporan yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke
listing untuk memastikan bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim
konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun penggunaan
konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang usaha,
auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari
daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian
pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat bebrapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.
Lima pengujian audit kewajiban setelah periode yang baru saja kita bahas
semuanya ,merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi tapi menekankan pada
kurang saji.
Hubungan
pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan apakah pisah
batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi fisik
persediaan.
Perbedaa
dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara
akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk
FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima,
sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang
harus dimasukan dalam persediaan dan
utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin,perusahaan harus mencatat
persediaan dan utang yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman
dilakukan pada atau setelah tanggal neraca.
Perbedaan
antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan antara faktur
vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang kepada
vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap
transaksi ketika mereka memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen pendukung
terkait setiap laporan penerimaan dan
pesanan pembelian.
Perbedaan
antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting terletak
pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga
yang independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya.
Hal ini memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk
menyimpan laporan tertentu
dari auditor.
0 Response to "AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG USAHA"
Post a Comment