EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN
EVOLUSI
PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN
1.2.1 Sejarah awal akuntansi
Berbagai
percobaan telah dilakukan untuk menghasilkan scenario. Kebanyakan skenario
tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan di
sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Termasuk
didalamnya adalah kebudayaan Chaldean-Babilonia, Asiria dan Sumeria, yang
menemukan pemerintahan terorganiosasi pertama didunia, termasuk juga beberapa
bahasa tulisan tertua, dan catatan catatan usaha tertua yang masih dapat
diselamatkan; kebudayaan mesir, dimana para juru tulisnya menjadi “titik pusat
dimana keseluruhan mesin perbendaharaan dan bagian-bagian lainnya berputar,”
kebudayaan cina, dimana akuntansi pemerintahannya memainkan peranan yang vital
dan rumit pada masa dinasti Chao (1122-256 SM); kebudayaan Yunani, dimana
zenon, seorang manajer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan
ditahun 256 SM sebuah system akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci; dan
kebudayaan Romawi, dengan hukum yang mengharuskan para pembayar pajak membuat
pelaporan mengenai posisi keuangan mereka, dan dimana hak-hak sipil bergantung
kepada jumlah harta benda yang dilaporkan oleh para penduduknya. Kehadiran dari
bentuk-bentuk pembukiuan didunia kuno tersebut dapat dikaitkan kepada beberapa
factor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkannya angka-angka arab dan system
decimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan yang
tidak mahal, meningkatnya tingkat melek huruf, dan adanya suatu standar alat
pertukaran. Bahkan, A.C Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya
pembukuan yang sistematis:
Seni
penulisan (the art of writing), karena pembukuan pada intinya adalah sebuah
catatan; (Arithmetic), karena aspek mekanis dari pembukuan mengandung adanya
serangkaian perhitungan sederhana; Milik Pribadi (Private Property), karena
pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta
benda dan hak miliknya; Uang (money) yaitu transaksi yang belium selesai,
karena tidak akan ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh
pertukaran dilakukan ditempat saat itu juga; Perdagangan (Commerce), karena
sebuah penjualan local saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume
bisnis) untuk, untuk merangsang manusia mengoordinasi berbagai pemikiran
kedalam suatu system; modal (capital), karena tanpa modal perdagangan tidak
akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa
dibayangkan
Satu
scenario yang cukup masuk akal adalah kisah orang orang timur tengah yang
melakukan bisnis dan seni yang perdagangan yang memperkenalkan metode mereka
dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan, yang kini
dikenal dengan sebutan pembukuan italia
1.2.2 Kontribusi Luca Pacioli
Nama
Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, p0ada umumnya diasosiasikan
dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pada
tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni
et proportionalitayang didalamnya terdapat dua buah bab- de Computis et
Scripturis- yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Risalahnya
mencerminkan praktik-praktik yang berlaku di Venesia pada masa itu. Yang
kemudian dikenal sebagai “Metode Venesia” atau “metode Italia”. Tujuan
pembukuan itu sendiri adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda
kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangya.” Debit (adebeo)
dan kredit *(credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah
pencatatan berpasangan
1.2.3 Perkembangan pembukuan pencatatan
berpasangan
“Metode
Italia” ini menyebar keseluruh Eropa pada abad ke 16 dan 17 yang selanjutnya
menerima karakteristik-karakteristik dan perkembangan-perkembangan baru untuk
menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai model pencatatan berpasangan yang
telah mengalami evolusi dengan cara yang sangat mirip dengan ilmu npengetahuan
secara umum. Perkembangan tersebut meliputi:
1. Pada abad ke 16 terjadi beberapa perubahan di
dalam teknik-teknik pembukuan yakni diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk
pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbada. Menurut yamey meliputi
penggunaan buku-buku tambahan khusus, misalnya, Untuk mencatat transaksi kas, transaksi
penagihan atau jenis-jenis pengeluaran tertentu. Tujuannya adalah untuk menjaga
agar detail berada diluar jurnal dan buku besar, dengan maksud untuk tidak
membuatnya cepat penuh
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada
praktik laporan keuangan periodik. Serta pada abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi
pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi.
3. Penerapan dari system pencatatan berpasangfan
menurut peragallo. Dalam siklus kedua, sepanjang thn 1559 hingga telah muncul
suatu unsure baru- kritik atas pembukuan.
4. Menurut yamey berbagai akun barang digabungkan
dengan akun barang-barang lain dalam konsinyasi, barang didalam kemitraan
(perusahaan), dan akun dalam perjalanan mungkin dapat menjadi satu bagian yang
besar didalam buku besar.
5. Dimulai dengan east india company di abad
ke-17 dan selanjutnya diikuti perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan
revolusi industry
6. Pada abad ke-18 metode-metode untuk pencatatan
aktiva tetap mengalami evolusi
7. Sampai awal abad ke-19 depresiasi untuk aktiva
tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai
sebuah hasil dari revolusi industry. Mendukung dua hipotesis:
a. Hipotesis pertama adalah meningkatnya
penggunaan aktiva tetap memicu perkembangan dari akuntansi biaya pada industry
b. Hipotesis kedua adalah bahwa perubahan pada
bagaimana aktivitas ekonomi diorganisasikan, dan bukan hanya untuk perubahan
sementara pada struktur biaya mereka, memicu perkembangan dari prosedur
akuntansi biaya internal pada abad ke 19
9
pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada
tekhnik-tekhnik akuntansi untuk pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai
cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodic
10
akhir abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk
isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk
perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun,
sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa
keuangan (financial engineering)
1.3 PERKEMBANGAN
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT
1.3.1 Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Konsekuensi
dari adanya ketergantungan kepada inisiatif manajemen ini akan meliputi:
1. Jika melihat sifat pragmatis dari solusi yang
diterapkan, maka kebanyakan teknik-teknik akuntansi kurang memiliki dukungan
teoritis
2. Fokusnya adalah menetukan laba kena pajak dan
meminimalkan pajak penghasilan
3. Teknik-teknik yang diadopsi dimotivasi oleh
keinginan untuk meratakan laba (earnings smooth)
4. Masalah-masalah yang kompleks dihindari dan
solusi yang cepat diadopsi
5.
Perusahan
yang berbeda akan mengadopsi teknik-teknik akuntansi yang berbeda untuk masalah
yang sama
Situasi
ini menimbulkan ketidakpuasan selama tahun 1920-an dua orang khususnya, William
Z. Ripley dan J.M.B Hoxley dengan terang-terangan mendesak untuk melakukan
perbaikan didalam standar untuk pelaporan keuangan.
Mendekati akhir abad ke-19, isu
mengenai akuntansi untuk bunga muncul sebagai bagian dari sebuah kepentingan
yang lebih besar seiring dengan pengembangan biaya produk yang realitas yang
akan digunakan sebagai basis untuk menetapkan harga jual dan pengukuran
efisiensi proses manufaktur.
1.3.2 Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
Tanda
ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan institusi didalam
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini meliputi pendirian securities
and exchange commission (SEC): persetujuan atas “prinsip-prinsip umum” oleh
AIA; dan peran baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi (committee on
accounting procedures-CAP). Masing-masing sbb
1.
Pada
tahun 1934, kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam
hukum-hukum investasi federal, termasuk undang-undang sekuritas pada tahun 1933
yang mengatur penerbitan sekuritas dipasar-pasar antarnegara bagian dan
undang-undang sekuritas 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas
2. Prinsip-prinsip umum dari may, meliputi
hal-hal berikut
a. Bahwa akun-akun pendapatan seharusnya tidak
termasuk laba yang belum direalisasi, dan pengeluaran-pengeluaran rutin yang
dapat dibebankan kepada laba seharusnya tidak dicatatkan pembebanannya terhadap
laba yang belum direalisasi
b. Surplus modal (tambahan modal disetor)
hendaknya tidak dibebankan dengan jumlah yang umumnya dapat dibebankan kepada
laba
c. Bahwa surplus yang dihasilkan (atau laba
ditahan) dari suatu anak perusahan yang dibuat sebelum terjadinya akuisisi
adalah bukan menjadi bagian dari surplus keuntungan konsolidasi dari induk
perusahaan
d. Bahwa dividen dari saham diperoleh kembali
(treasury stock) tidak dapat dikreditkan ke laba perusahaan
e. Bahwa jumlah piutang dari para pejabat,
karyawan, dan perusahaan-perusahaan afiliasi hendaknya disajikan secara
terpisah
3.
Setelah
diterbitkannya ASR, No 4 oleh SEC, yang menantang profesi akuntan untuk
memberikan “dukungan substansial dari yang berwenang” bagi prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari asosiasi akuntansi
amerika dan para anggotanya yang baru saja dibentuk, institut selanjutnya
ditahun 1938 memutuskan memberikan kuasa kepada komite prosedur akuntansi untuk
mengumumkan keputusannya
1.3.3 Tahap konstribusi professional (1959-1973)
Suatu
komite khusus atas program riset yang dibuat dithn 1957 dan 1958 mengusulkan
untuk melakukan pembubaran CAPdan departemen risetnya. AICPA menerima
rekomendasi dari komite dan mendirikan ditahun 1959, dewan prinsip akuntansi
dengan misi untuk memajukan pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan
sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
1.3.4 Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan
yang dimiliki oleh baik asosiasi professional maupun manajemen didalam
memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu
pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses
penetapan standarnya - sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang
berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi perilaku berekonomi dan,
sebagai konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat didalam arena
politik.
1.4 AKUNTANSI
DAN KAPITALISME
Akuntansi
dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya
klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital
didalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Hubungan antara akuntansi
dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis atau argument sombart. Ia
mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi
kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk
pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang
wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak
dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan
bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan.
Empat
alasan berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan
berpasangan didalam ekspansi ekonomi setelah berakhirnya abad pertengahan:
1.
Pencatatan
berpasangan memberikan konstribusi bagi munculnya satu sikap baru atas
kehidupan ekonomi
2.
Semangat
baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari
perhitungan-perhitungan ekonomis
3.
Rasionalisme
baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang sistematis
4.
Pembukuan
pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan
manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan
saham gabungan
Sistem
pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian kerangka
kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat
diatur, dikelompokkan, dan dikelompokkan kembali
1.5 RELEVASI
SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi dapat dinarasikan
oleh episode-episode yang saling berhubungan dengan suatu cara tertentu,
spesifik, dan non-analitis, “dengan uraian mengenai teori keilmuan, pekerjaan
individu yang unik, sistem nilai mereka dan kritik yang diberikan pada
pekerjaan pekerjaan yang berhubungan, atau interpretasional dengan memberikan
penjelasan dari episode-episode tersebut.
Sejarah akuntansi adalah studi atas
evolusi yang terjadi pada pemikiran, praktik-praktik dan institusi akuntansi
sebagai respons dari perubahan-perubahan lingkungan dan kebutuhan soaial. Hal
ini juga memperhitungkan dampak yang ditimbulkan oleh evolusi tsb pada
lingkungan
Satu
pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi
diuraikan dibawah ini:
Pertama,
suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan selama
berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan
intelektual yang mereka miliki
Keduanya,
adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, konstribusi-konstribusi besar
pada literature, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan hilang,
terfragmentasi, atau dipelajari secara tidak sempurna didalam jangka waktu yang
lebih panjang kecuali jika mereka telah didokumentasikan dan digabungkan oleh
orang-orang terpelajar yang memiliki keahlian sejarah
Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis
dan interpretasi dari sejarah perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi,
para empiris saat ini akan beresiko mendasarkan investigasi yang mereka lakukan
pada klaim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar
1.6 ISU-ISU AKUNTANSIINTERNASIONAL
1.6.1 Definisi Akuntansi internasional
Weirich dan beberapa penulis lain memberikan
klasifikasi 3 konsep utama:
1. Akuntansi untuk induk perusahaan – anak
perusahaan diluar negeri atau akuntansi untuk anak perusahaan
2.
Akuntansi
komparatif atau internasional
3.
Akuntansi
universal atau dunia
Konsep
dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya.
Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas
satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas
prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
Konsep dari akuntansi komparatif
atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi
dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional didalam akuntansi. Hal ini
meliputi:
a.
Kesadaran
akan adanya keragaman internasional didalam akuntansi perusahaan dan
praktik-praktik pelaporan
b.
Pemahaman
akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing Negara
c.
Kemampuan
untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan
keuangan
Akuntansi
internasional. Konsep utama kedua dari istilah “akuntansi internasional”
mencakup dua pendekatan deskriptif dan informative. Menurut konsep ini,
akuntansi internasional meliputi seluruh jenis prinsip, metode dan standar
akuntansi yang dimiliki oleh semua Negara. Konsep ini meliputi sekumpulan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dibuat untuk setiap negara,
sehingga mengharuskan akuntan memiliki pengertian multiprinsipal ketika
mempelajari akuntansi internasional
Konsep dari akuntansi induk perusahaan-anak perusahaan di luar negeri,
atau akuntansi untuk anak perusahaan diluarnegeri, adalah konsep dengan ruang
lingkup yang paling tua dan sempit. Konsep ini memperkecil akuntansi
internasional ke dalam proses pengonsolidasian akun-akun dari induk perusahaan
dan anak-anak perusahaannya serta mentranslasikan mata uang asing ke dalam mata
uang local. Definisinya adalah:
Akuntansi untuk anak perusahaan
diluar negeri. Konsep utama ketiga yang dapat diterapkan pada akuntansi
internasional mengacu kepada praktik-praktik akuntansi dari sebuah induk
perusahaan dan anak perusahaan diluar negeri: suatu referensi kenegara atau
domisili tertentu dibutuhkan didalam konsep pelaporan keuangan internal yang
efektif. Para akuntan khususnya berkepentingan dalam translasi dan penyesuaian
pada laporan keuangan anak perusahaan. Munculnya masalah perbedaan akuntansi
dan perbedaan prinsip akuntansi yang harus diikuti akan bergantung kepada
negara mana yang digunakan sebagai referensi untuk tujuan translasi dan
penyesuaian
Konsep-konsep dan teori-teori
akuntansi yang dibuat oleh amenkhienan yaitu
1.
Teori universal atau dunia :
Suatu
konsep universal yang sedang dikembangkan oleh kaum pragmatis yang percaya
bahwa pemecahan dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaporan
secara internal berada pada keseragaman akuntansi diseluruh dunia
2. Teori multinasional :
Suatu konsep multinasional yang menyarankan agar akuntansi
internasional mencakup seluruh jenis prinsip-prinsip yang berbeda, standar, dan
praktik-praktik dari seluruh Negara
3. Teori komparatif :
Suatu konsep komparatif yang menyarankan adanya klasifikasi analitikal
atas sistem-sistem akuntansi tiap negara, seperti yang telah dilakukan di
ilmu-ilmu social lainnya seperti ilmu ekonomi, politik dan hokum
4. Teori transaksi-transaksi internasional
Suatu konsep internasional yang dibangun disekitar informasi akuntansi
yang dibutuhkan di dalam keputusan-keputusan perdagangan internasional dan
investasi internasional
5. Teori translasi :
Suatu
konsep translasi yang digunakan sebagai ciri-ciri pada akuntansi untuk induk
perusahaan dan anak perusahaan diluar negeri
Literatur
dari akuntansi komparatif meliputi berbagai percobaan yang telah dilakukan
untuk mengklasifikasikan pola-pola akuntansi yang terdapat didalam dunia
akuntansi diberbagai sejarah “zona pengaruh akuntansi” yang berbeda
Kondisi-kondisi lingkungan dapat dipastikan akan memberikan dampak
kepada penentuan dari standar akuntansi yang mencakup hal-hal berikut:
1.
Relativisme
cultural : dimana konsep-konsep akuntansi
disatu Negara tertentu adalah sama uniknya dengan cirri-ciri kebudayaan yang
lainnya
2.
Relativisme
linguistic : dimana akuntansi
sebagai suatu bahasa dengan sifat leksikal dan tata bahasanya akan mempengaruhi
perilaku linguistik dan nonlinguistik dari para pengguna nya
3.
Relativisme
politik dan sipil : dimana
konsep-konsep akuntansi di setiap negara manapun akan bergantung kepada konteks
politik dan sipil dari Negara tersebut
4.
Relativisme
ekonomi dan demografis : dimana
konsep-konsep akuntansi disetiap negara manapun akan bergantung kepada konteks
ekonomi dan demografis dari Negara tersebut
5.
Relativisme
hokum dan perpajakan : dimana
konsep-konsep akuntansi di setiap negara manapun akan bergantung kepada dasar
hokum dan perpajakan dari Negara tersebut
1.6.2 Harmonisasi
standar akuntansi
--- Arti harmonisasi standar akuntansi
Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari
standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang
yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan
mendamaikan daripada standardisasi, terutama jika standardisasi berarti
prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu Negara hendaknya ditarapkan oleh
suatu Negara yang lain. Harmonisasi menadi suatu bagian yang penting untuk
menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat
diartikan dan dipahami secara internasional
--- Manfaat dari harmonisasi
Pertama,
bagi banyak Negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit
yang memadai.
Kedua,
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari Negara-negara didalam kaitannyadengan perdagangan
dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya
suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional
Ketiga,
adanya kebutuhan dari perusahan-perusahaan untuk memperolah modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi
--- batasan pada harmonisasi
Pertama,
pemungutan pajak bagi semua Negara adalah satu sumber permintaan yang terbesar
akan adanya jasa-jasa akuntansi
Kedua,
kebijakan-kebijakan akuntansi hampir slalu dibuat untuk mencapai sasaran
politik ataupun ekonomi yang kompatibel dengan sistem perekonomian atau politik
yang menyertainya disuatu Negara tertentu
Ketiga,
beberapa rintangan bagi harmonisasi internasional itu diciptakan oleh para
akuntan sendiri melalui persyaratan lisensi nasional yang ketat.
0 Response to "EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN"
Post a Comment