MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH
JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLS AKUISISI DAN PEMBAYARAN
Banyak akun khusus yang
terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jenis aktiva,
beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda terutama yang
berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur. Masalah yang
berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini akan dibahas
terutama audit atas:
·
Property, pabrik
dan peralatan
·
Beban dibayar
dimuka
·
Kewajiban
lainnya
·
Laba dan akun
beban
A. AUDIT ATAS
PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN
Properti, pabrik, dan peralatan adalah
aktiva yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari satu tahun, digunakan
dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan penggunaan
aktiva sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yang diharapkannya
yang lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan
aktuva tersebut dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi. Table 20-2 menjukkan contoh klasifikasi akun
property, pabrik, dan peralatan yang umum. Akuisisi property, pabrik, dan
peralatan dilakukan melalui siklus akuisisi dan pembayaran.
Akun yang umumnya digunakan untuk peralatan manufaktur
diilustrasikan pada gambar 20-2. Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal
dari siklus akusisi dan pembayaran. Karena sumber debet akun aktiva adalah
jurnal akuisisi. Akan tetapi karena penambahan peralatan tidak sering dilakukan,
sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti
persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu
bergantung pada pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aktiva
tetap.
Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan
manufaktur dengan akun aktiva lancar karena tiga alasan:
1.
Biasanya
akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan
2.
Jumlah setiap
akuisisi biasanya material
3.
Peralatan
mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akunansi selama beberapa
tahun.
4.
Karena perbedaan
tersebut, audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada verifikasi
akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa
dari tahun sebelumnya
Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun
yang terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
·
Melaksanakan
prosedur analitis
·
Memverifikasi
akuisisi tahun berjalan
·
Memverifikasi
pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
·
Memverifikasi
saldo akhir akun aktiva
·
Memverifikasi
beban penyusutan
·
Memverufikasi
saldo akhir akumulasi penyusutan
Melaksanakan
prosedur Analitis
Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi
klien. Sebagian prosedur analitis yang tipikal menilai kemungkinan salah saji
yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.
Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan
Perusahaan
harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena aktiva
memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Auditor menggunakan
tujuh dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka
referensi bagi pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan,
keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, serta hak dan kewajiban.
Pengujian
audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Salah saji yang
dapat ditoleransi merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan
tahun berjalan karena transaksi tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak
material dalam beberapa tahun hingga sejumlah besar akuisisi yang signifikan
dalam tahun lainnya.
Skedul
yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencantumkan
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau
bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau
bekas, umur aktiva untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau
harga perolehannya. Pengujian audit yang paling umum untuk memverifikasi
penambahan adalah memeriksa faktur vendor.
Auditor
harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya
transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi
aktiva, serta kelalaian untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang
ada. Jika kebijakan kilen adalah membebankan akuisisi yang lebih kecil dari
jumlah secara otomatis, seperti $1000, auditor harus memverifikasi bahwa
kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan. Auditor juga harus
memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya.
Dalam
beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan
kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Pengendalian internal yang buruk
terhadap pembuatan dokumen, dapat menimbulkan misklasifikasi transaksi
pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat
sebagai aktiva dalam beban reparasi dan pemeliharaan, beban lease,
perlengkapan, peralatan kecil, dan akun-akun serupa. Slah saji dapat saja
berasal dari kurangya pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika
auditor menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching jumlah yang lebih
besar yang didebet ke akun beban.
Memverifikasi Pelepasan Tahun berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan manufaktur
sering kali disalahsajikan apabila pengendalian internal perusahaan tidak
memiliki metode formal. Jikla klien lalai mencatat pelepasan, biaya awal akun
peralatan manufaktur akan dinyatakan terlalu tinggi, dan nilai buku bersih akan
dinyatakan terlalu tinggi hingga aktiva telah disusutkan sepenuhnya. Metode
formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat
atas penjualan atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu
mengurangi risiko salah saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai
atas pelepasan yang tercatat untuk memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan
benar dari catatan akuntansi.
Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul
klien yang berisi catatan tentang pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya
mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau dibuang, nama orang atau
perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal akuisisi, dan
akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat
pelepasan diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul
ke pelepasan yang tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan
akumulasi penyusutan pelepasan ke file induk properti.
Prosedur berikut seringkali
digunakan untuk memverifikasi pelepasan:
- Mereview
apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada
- Menganalisis
keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-rupa yang
diterima dari pelepasan aktiva
- Mereview
modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
- Melakukan
tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan
pelepasan aktiva
Ketika
suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva
pengganti, keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan
terkait dan file induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan
akumulasi penyusutan yang ada dalam file induk dengan ayat jurnal yang tercatat
dalam jurrnal umum serta menghitung kembali keuntungan atas kerugian atas
pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva dengan aktiva pengganti,
auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang
digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai
buku aktiva yang ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.
Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aktiva
Dua
tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa:
- Semua
peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
- Semua
peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Ketika
merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur.
Auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya
bergantung pada saldo yang dicatat dari
tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file induk
untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap aktiva yang
mudah dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta
perhitungan fisik periodik atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua
pelepasan aktiva tetap juga merupakan pengendalian yang penting.
Langkah
audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa
printout file induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar.
Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan
apakah perlu memverifikasi eksistensi
setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika
terdapat kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file
induk dan memeriksa aktiva aktual.
Biasanya
auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang
dicatat pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya
kadang mungkin memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi
digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi
apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih (tujuan nilai
realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan
nonoperasi”.
Pertimbangan
utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap adalah
kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
- Membaca
syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
- Mengirimkan
permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi pinjaman
lainnya
- Melakukan
diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum
Memverifikasi Beban penyusutan
Jika
beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian
yang terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan
adalah keakuratan. Dalam menentukan hal
yang pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek:
- Umur
manfaat akuisisi periode berjalan
- Metode
penyusutan
- Estimasi
nilai sisa
- Kebijakan
penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi
Kebijakan
klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor. Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang
dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi, auditor harus memperttimbangkan
umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan perusahaan yang
ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang
berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas
kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan
dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut,
auditor harus membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun
berjalan, aktiva dengan umur yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan
yang berbeda.
Jika
pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan
atas aktiva tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan
penyusutan yang benar dan konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci
harus dikaitkan dengan perhitungan total penyusutan dengan memfooting beban
penyusutan pada file ninduk properti dan merekonsiliasi totalnya ke buku besar
umum.
Auditor
membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun beban
penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan
informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang
digunakan untuk menghitung serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi
penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari audit atas pelepasan aktiva,
sementara kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban penyusutan.
Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan
Dua
tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi
penyusutan adalah:
1. Akumulasi
penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar
umum. Tujuai ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan
dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum
2. Akumulasi
penyusutan dalam file induk sudah akurat
B.
AUDIT
BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan,
dan aktiva berwujud . Hal tersebut termasuk:
- Sewa
dibayar dimuka
- Biaya
organisasi
- Pajak
dibayar di muka
- Paten
- Asuransi
dibayar dimuka
- Merek
dagang
- Beban
yang ditangguhkan
- Hak
cipta
Tinjauan
Terhadap Asuransi Dibayar Di Muka
Gambar
diatas mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar di
muka serta hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan
pembayaran melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka.
·
Pengendalian
Internal
Pengendalian
internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi ke dalam
tiga kategori, yaitu:
1. Pengendalian
terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
2. Pengendalian
terhadap register asuransi,
3. Pengendalaian
terhadap penghapusan beban asuransi.
·
Pengujian
Audit
Pengujian
atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis dan
pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari
kredit asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh
auditor:
1. Membandingkan
total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun sebelumnya,
2. Menghitung
rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan membandingkannya
dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan
setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien
dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis tertentu
atau perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan
saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan atas dasar
polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian
terhadap kesalahan perhitungan,
5. Mereview
cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka dengan
pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor
mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan
bahwa perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Prosedur
audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
1. Polis
asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang ada
telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2. Klien
memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
3. Jumlah
dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan dengan
benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban
asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi
asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).
C.
Audit
Kewajiban Akrual
Kewajiban
akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat
yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual diantaranya
seperti:
1. Gaji
akrual,
2. Pajak
gaji akrual,
3. Bonus
pejabat akrual,
4. Komisi
akrual,
5. Fee
profesional akrual,
6. Sewa
akrual,
7. Bunga
akrual.
· Gambar
diatas mengilustrasikan akun-akun yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk
mengakrualkan pajak properti. Penekanan dalam pengujian harus diberikan pada
kewajiban pajak properti akhir dan pembayaran. Berikut dua hal yang terpenting
adalah: 1) Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan
pajak. 2) Pajak properti telah dicatat secara akurat.
0 Response to "MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH"
Post a Comment